Penentuan Kadar Sere Sahatan Perkawinan Adat Batak Angkola
Rp 35.000
Penulis: Dr. Ahmatnijar, M.Ag, Puji Kurniawan, MA, Ahmad Rifandi, Ahmad Sopian
Ukuran Buku: 15,5 x 23 cm
Tebal Buku: 70 halaman
Ukuran Buku: 15,5 x 23 cm
Tebal Buku: 70 halaman
Tradisi pataru sere sahatan ini merupakan sebuah tradisi yang berupa sebuah pernyataan keinginan untuk melangsungkan suatu perkawinan yang disampaikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Pada proses pataru sere sahatan ini, telah terjadi suatu perjanjian anatara pihak keluarga laki-laki dengan pihak keluarga perempuan untuk mengadakan suatu perkawinan pada waktu yang telah disepakati bersama.
Perjanjian tersebut ditandai dengan adanya pemberian boli (hantaran) dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan yang apabila boli (hantaran) tersebut disetujui dan diterima oleh pihak keluarga perempuan
Adapun hantaran dalam perkawinan di suku Angkola ini terdapat dua macam hantaran; Pertama, berupa barang atau uang yang dikemas dengan rapi dan menarik, apabila pinangan dari calon mempelai laki-laki diterima oleh calon mempelai perempuan, maka biasanya
calon mempelai perempuan diberikan cincin atau yang semisal sebagai tanda bahwa lamarannya diterima.
Kedua, hantaran sehari sebelum akad nikah yang dibawa oleh pihak laki-laki biasanya berupa perabot rumah tangga yang nantinya akan digunakan oleh keduanya ketika sudah berumah tangga.
Jumlah sere sahatan (hantaran) yang dibebankan kepada calon mempelai laki-laki bukanlah menjadi suatu permasalahan apabila ditetapkan dengan jumlah yang tinggi kepada calon mempelai laki-laki yang memiliki
kemampuan secara ekonomi, namun yang menjadi permasalahannya adalah apabila penetapan jumlah uang hantaran tersebut tidak sesuai dengan kondisi ekonomi calon mempelai laki-laki tersebut, apalagi sampai
membuat calon mempelai laki-laki harus mengurungkan niatnya untuk menikah.
Perjanjian tersebut ditandai dengan adanya pemberian boli (hantaran) dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan yang apabila boli (hantaran) tersebut disetujui dan diterima oleh pihak keluarga perempuan
Adapun hantaran dalam perkawinan di suku Angkola ini terdapat dua macam hantaran; Pertama, berupa barang atau uang yang dikemas dengan rapi dan menarik, apabila pinangan dari calon mempelai laki-laki diterima oleh calon mempelai perempuan, maka biasanya
calon mempelai perempuan diberikan cincin atau yang semisal sebagai tanda bahwa lamarannya diterima.
Kedua, hantaran sehari sebelum akad nikah yang dibawa oleh pihak laki-laki biasanya berupa perabot rumah tangga yang nantinya akan digunakan oleh keduanya ketika sudah berumah tangga.
Jumlah sere sahatan (hantaran) yang dibebankan kepada calon mempelai laki-laki bukanlah menjadi suatu permasalahan apabila ditetapkan dengan jumlah yang tinggi kepada calon mempelai laki-laki yang memiliki
kemampuan secara ekonomi, namun yang menjadi permasalahannya adalah apabila penetapan jumlah uang hantaran tersebut tidak sesuai dengan kondisi ekonomi calon mempelai laki-laki tersebut, apalagi sampai
membuat calon mempelai laki-laki harus mengurungkan niatnya untuk menikah.
Diskusi